Minggu, 26 April 2020

Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini

Analisis kebutuhan anak adalah salah satu cara seorang pendidik untuk mencari acuan pembuatan program belajar yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak. Proses belajar anak dilakukan berdasarkan pinsip-prinsip perkembangan pada anak yaitu bahwa anak belajar secara holistik, belajar dilakukan dalam tahapan mulai dari yang sederhana hingga ke kompleks, dari yang mudah hingga ke yang sukar, dari konkrit ke abstrak, dari diri sendiri ke orang lain, dari keseluruhan ke bagian-bagian, anak belajar dalam kecepatannya masing-masing

Perkembangan anak selanjutnya dilakukan berdasarkan perkembangan pada tahapan sebelumnya, dan adanya periode-periode terbaik pada anak untuk melakukan proses belajar. Selain itu, proses belajar pada anak berdasarkan pada prinsip bahwa anak adalah pembelajar yang aktif, proses belajar anak dipengaruhi oleh kematangan, lingkungan, anak belajar dari pengalaman interaksi sosial dan pengalaman fisik, gaya belajar masing-masing anak berbeda, anak belajar melalui media bermain.
Analisis kebutuhan anak adalah salah satu cara seorang pendidik untuk mencari acuan pembua Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini
Berdasarkan hasil riset, program pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak menghadirkan pengalaman pendidikan yang positif untuk anak-anak. Dalam hal ini, anak tidak hanya menunjukkan prestasi yang baik, namun sikap mereka terhadap sekolah juga positif, mereka tetap antusias dan optimis. Hal ini seringkali menjadi masalah bagi anak-anak yang belajar di kelas yang mengabaikan kebutuhan mereka akan pendidikan yang unik dan individual. Untuk menganalisis kebutuhan anak, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
  1. Kita perlu memahami apa yang sedang terjadi pada anak. Setiap anak adalah unik sehingga kebutuhan seorang anak akan berbeda dengan anak yang lain. Lakukan observasi yang berulang dalam mengamati tingkah laku anak. Sesuaikan dengan tugas perkembangannya pada saat itu. Kenalilah apa yang dibutuhkan anak untuk berkembang saat ini (apakah saat ini anak sedang ingin melatih kemampuan-kemampuan dasar untuk berkomunikasi? Apakah saat ini anak sedang minta perhatian untuk memastikan bahwa dia memang akan mendapat perhatian dan rasa aman? Apakah anak sedang ingin mengembangkan kemampuan motoriknya? Apakah anak sedang mengungkapkan sesuatu? dan lain selanjutnya). 
  2. Dari hasil observasi yang dilakukan maka kita melakukan pertimbangan tentang apa yang terjadi pada anak berdasarkan teori yang terkait. Apabila belum mendapatkan kesimpulan dari observasi, observasi dapat dilakukan lebih dari satu kali. Jangan mengambil sebuah keputusan yang terpaksa dalam memperlakukan anak. Buat kesimpulan yang tajam dari hasil observasi.
  3. Dari hasi observasi, kita akan melakukan analisis apa yang sedang terjadi pada anak dan menyiapkan rencana kegiatan yang dibutuhkan oleh anak terkait dengan analisis yang sudah dilakukan.
  4. Untuk bisa melakukan hal tersebut diatas, maka pendidik perlu belajar mengenali berbagai media yang menarik baik berupa cara-cara, kegiatan-kegiatan atau materi yang bisa menarik anak dan mengemasnya dalam program-program kegiatan yang menarik, sedemikian rupa sehingga anak selalu merasa tertantang ingin mencobanya sendiri dan mampu menyelesaikan permasalahan yang ditemukan saat melakukan analisis. 
  5. Lakukan evaluasi dari program yang sudah dibuat, apakah terjadi perubahan pada anak setelah melakukan program yang diberikan. Lanjutkan dengan kesimpulan dan pemilihan program selanjutnya

Hal yang penting yang perlu dilakukan adalah penulisan secara sistmatis dan obyektif pada perkembangan anak. Catatan anak sangat penting untuk melakukan perlakuan dan pembuatan program selanjutnya. Selain itu NAEYC (National Association for the Education of Young Children), menuliskan pendidikan yang patut dan sesuai dengan perkembangan anak (DAP) menekankan pada beberapa hal berikut :
  1. Anak yang seutuhnya. Para profesional anak usia dini menyebut perkembangan anak dan pembelajaran dari suatu perspektif yang holistik, akan menciptakan kurikulum yang mencakup kebutuhan emosi, sosial, kognitif, dan fisik anak.
  2. Program yang berdasarkan pada perbedaan individu. Perencanaan dan penerapan program ditujukan untuk mengadaptasi kebutuhan yang berbeda- beda, dan minat anak-anak.
  3. Pentingnya inisiatif anak dalam beraktifitas. Anak adalah pembuat keputusan aktif dalam proses pembelajaran. Para guru harus memiliki wawasan yang luas tentang tanggapan anak yang membangun.
  4. Permainan sebagai sarana untuk belajar. Permainan adalah sesuatu yang bernilai dan fasilitasnya bisa didalam ruangan maupun diluar ruangan.
  5. Kelas yang fleksibel, yang dapat memberikan stimulasi kepada anak. 
  6. Kurikulum yang terintegrasi. Isi kurikulum ( seperti sains, matematika, dan ilmu sosial) dikombinasikan dalam lingkungan aktivitas sehari-hari.
  7. Learning by doing. Anak-Anak terlibat langsung dalam pengalaman yang kongkrit dengan materi. Aktivitas di mana mereka berpartisipasi dengan sesuatu yang relevan dengan lingkungan.
  8. Memberikan aneka pilihan bagi anak-anak tentang apa yang akan mereka pelajari  dan bagaimana mereka  belajar. Para guru menyediakan suatu kesempatan yang luas dalam aktivitas sehingga anak-anak boleh memilih dan  anak-anak dapat meraih tujuan belajar dengan melalui banyak cara.
  9. Penilaian secara berkesinambungan : anak-anak secara individual dan program secara keseluruhan. Praktisi menggunakan berbagai strategi penilaian, termasuk yang formal dan teknik informal. Penilaian yang distandardisasi ditekankan untuk menuju pencapaian berdasarkan dokumentasi.
  10. Bekerjasama dengan orang tua. Orang tua merupakan partner yang penting dalam pengambilan keputusan dalam proses pendidikan. Keterlibatan mereka dalam pendidikan anak mereka dipandang sebagai sesuatu yang penting dan diharapkan.

Manfaat Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini
Kadang-kadang kita sebagai pendidik kurang mengetahui tujuan dari pendidikan itu sendiri, bahwa pendidikan itu memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang kemampuan-kemampuan dirinya berkebang sehingga bermanfaat untu kepentingan hidupnya sebagai individu, warga Negara atau wagra masyarakat sehinggga pendidikan perlu melakukan usaha sadar, disengaja dan berencana dalam memilih isi dan materi, strategi kegiatan dan evaluasi yang sesuai.

Artinya bahwa setiap yang kita berikan pada anak haruslah melalui proses sadar yang memiliki misi dan tujuan tertentu. Dengan demikian analisis kebutuhan merupakan salah satu cara membuat proses belajar menjadi sebuah proses sadar dengan mempersiapkan program yang cocok bagi anak didik kita. Selain itu berikut manfaat yang dapat kita dapatkan dari analisis kebutuhan anak usia dini :
  1. Dengan menganalisis kebutuhan anak maka dapat mengoptimalkan perkembangan karena akan disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pada usianya.
  2. Pendidik akan lebih bersikap responsif, yaitu mengenali kebutuhan kebutuhan anak untuk berkembang dan bertindak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan anak tersebut.
  3. Dapat meminimalisir perlakuan yang salah pada anak, pendidik juga tidak mudah melakukan judgment pada tingkah laku anak.