Selasa, 07 Januari 2020

Meneladani Para Nabi dan Ashabul Kahfi

Gadis Rantau
Nabi Yunus a.s. adalah seorang rasul yang mengajak kaumnya untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan Mahasuci. Nabi Zakaria adalah rasul yang berdakwah tentang agama tauhid. Sudah berusia 90 tahun, tetapi belum dikaruniai seorang anak. Nabi Yahya a.s. adalah anak Nabi Zakaria a.s. yang taat dan hormat kepada orang tuanya. Nabi Isa a.s. adalah rasul yang termasuk Ulul Azmi. Nabi Isa a.s. diutus kepada Bani Israil, untuk mengajarkan tentang keesaan Tuhan dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Ashabul Kahfi merupakan kisah tujuh orang pemuda dan seekor anjing yang ditidurkan oleh Allah Swt.

A. Kisah Keteladan Nabi Yunus a.s.
Nabi Yunus a.s. adalah salah satu nabi yang mengalami kehidupan dalam tiga kegelapan, yaitu kegelapan di dalam perut ikan, kegelapan di lautan, dan kegelapan malam. Nabi Yunus a.s. adalah pembawa ajaran tauhid. Beliau menyesali tindakannya karena meninggalkan umat yang tidak mau bersujud kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa. Beliau berdoa dengan nada penyesalan di dalam perut ikan, seperti telah dijelaskan di dalam Q.S. al-'Anbiya/21':87 yaitu:

لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ ...
Artinya:
”Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. al-Anbiya' 21:87)

Nabi Yunus bin Matta diutus oleh Allah Swt. untuk berdakwah kepada penduduk ”Ninawa” di wilayah Maushil, Irak yang menyembah berhala. Mereka mendustakan Nabi Yunus a.s. mengolok-olok, dan menghinanya. Setelah lama menghadapi mereka, Nabi Yunus a.s. pun marah kepada kaumnya dan tidak berharap lagi keimanan mereka.

Allah Swt. memberi tahu bahwa akan mengazab umat Nabi Yunus setelah berlalu tiga hari. Maka, mereka segera bertaubat kepada Allah Swt., dan menyesali sikap mereka selama ini. Ketika itu, mereka berdoa memohon ampun kepada Allah Swt. agar azab itu diangkat dari mereka. Allah Swt. menjauhi azab itu dari mereka karena kesungguhan doanya. Allah Swt. berfirman di dalam Q.S. Yunus/10:98.

فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ

Artinya:
”Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.” (Q.S. Yunus/10:98)

Nabi Yunus a.s. tetap meninggalkan kampung kaumnya karena marah, padahal Allah Swt. belum mengizinkannya. Saat Nabi Yunus a.s. diatas kapal ombak laut menjadi dahsyat dan hampir tenggelam. Setelah dilakukan undian sebanyak tiga kali dan hasilnya tetap sama. ternyata Nabi Yunus a.s harus terjun ke laut untuk mengurangi beban kapal.

Pada saat Nabi Yunus a.s. melompat dari kapal, Allah Swt. telah mengirimkan ikan paus besar yang langsung menelan Nabi Yunus a.s. dengan tidak merobek dagingnya atau mematahkan tulangnya. Nabi Yunus a.s. pun tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan oleh ikan itu.

Hikmah dari kisah Nabi Yunus a.s. yang diuji Allah Swt. kita bisa membayangkan, bagaimana susahnya bernapas di kegelapan perut ikan yang berenang di lautan dalam nan gelap. Namun, Nabi Yunus a.s. tetap ingat kepada Allah Swt. dan memanjatkan doa kepada-Nya. Singkat kisah, Nabi Yunus a.s. selamat sampai ke tepian berkat kasih sayang Allah Swt.

B. Kisah Keteladanan Nabi Zakaria a.s.
Pengharapan panjang Nabi Zakaria a.s. untuk mendapatkan keturunan tidak pernah surut. Nabi Zakaria a.s. yang taat beribadah terus berdoa tidak putus-putusnya kepada Allah Swt. Nabi Zakaria a.s. khawatir, bahwa bila ia wafat tanpa meninggalkan seorang pengganti, kaumnya akan kehilangan pemimpin dan akan kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh dengan kemunkaran dan kemaksiatan.

Suatu peristiwa yang menakjubkan, Allah Swt. memberi tanda-tanda kehamilan isteri Nabi Zakaria
a.s., bahwa mulutnya tidak akan bisa berbicara selama tidak sakit. Isteri Nabi Zakaria a.s. hanya bisa
berbicara isyarat dengan tangan atau lainnya untuk memahamkan orang. Selama tiga hari itu, ia harus memperbanyak bertasbih, bertahmid di waktu pagi dan petang.

Allah Swt. memberi seorang anak kepada Nabi Zakaria a.s. Anak yang diberi nama Yahya itu kelak dapat meneruskan dakwah Nabi Zakaria a.s. Kisah Nabi Zakaria a.s. dapat dijadikan teladan. Untuk memperoleh keinginan, kita harus berusaha dan terus berdoa dengan ikhlas. Kita tidak boleh putus asa. Setiap cobaan yang Allah Swt. datangkan, tentu ada hikmah yang terkandung di dalamnya.

C. Kisah Keteladanan Nabi Yahya a.s.
Nabi Yahya a.s. adalah anak Nabi Zakaria a.s. Nabi Yahya a.s. adalah seorang yang bertakwa. Beliau adalah seseorang yang cerdik pandai, berpikiran tajam sejak ia berusia muda dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

Nabi Yahya a.s. terkenal sebagai seorang nabi yang teguh pendirian dalam berdakwah. Nabi Yahya a.s. tetap menyampaikan larangan Allah Swt. kepada Raja Hirodus yang ingin menikahi anak tirinya, Herodia. Nabi Yahya a.s. tidak menghiraukan ancaman raja demi untuk menegakkan kebenaran dan melawan kebatilan. Bersama Nabi Zakaria (ayahnya), Nabi Yahya a.s. berdakwah menyebarkan agama tauhid kepada umatnya, sehingga mereka terpelihara. Allah Swt. berfirman di dalam Q.S. Maryam/19:12-13.

يَا يَحْيَىٰ خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا

وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً ۖ وَكَانَ تَقِيًّا
Artinya:
”Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguhsungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak ; dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa. (Q.S.
Maryam/19:12-13).

Berdasarkan kisah Nabi Yahya a.s. di atas, kita dapat mengambil suri teladan, yaitu kita harus memiliki sikap yang tegas untuk mengatakan yang benar itu adalah benar dan yang salah tetaplah salah. Selain itu, sikap hormat Yahya kepada orang tua dan taat beribadah kepada Allah Swt. menjadi teladan bagi siapa pun juga.

D. Kisah Keteladanan Nabi Isa a.s.
Nabi Isa a.s. diutus kepada Bani Israil, untuk mengajarkan tentang keesaan Tuhan dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Nabi Isa a.s. dilahirkan pada tahun 622 sebelum Hijriah
atau sebelum tahun Masehi.

Dalam al- Qur’an, Nabi Isa a.s. disebut Isa bin Maryam atau Isa al-Masih. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 29 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 25 kali di dalam al-Qur’an.

Nabi Isa a.s. adalah utusan Allah Swt. dan diberi Kitab Suci Injil. Dalam menyampaikan ajaran tauhid, beliau mendapat penolakan Bani Israil tetapi, tetap gigih menyampaikannya. Nabi Isa a.s. diberi mukjizat oleh Allah Swt. yang diceritakan dalam Q.S al-Ma'idah/5:110, intinya yaitu:
  1. Dapat berbicara dengan manusia ketika masih bayi atau masih dalam buaian.
  2. Dapat menyembuhkan orang yang buta sejak lahir.
  3. Dapat menyembuhkan orang yang berpenyakit lepra dengan seizin Allah Swt.

Sementara itu, sebelum diangkat ke langit, Nabi Isa a.s. menyampaikan kabar kepada para pengikutnya bahwa akan datang seorang Nabi dan Rasul bernama Ahmad. Nabi dan rasul yang dimaksud Nabi Isa a.s. ialah penutup dari seluruh Nabi dan Rasul, yakni Nabi Muhammad saw. Ahmad sesungguhnya nama lain dari Nabi Muhammad saw., yang ajarannya akan melengkapi seluruh ajaran Nabi dan Rasul sebelumnya. Allah berfirman dalam (Q.S. al-Saff/61:6):

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, ”Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” . . . (Q.S. al-Saff/61:6)

Berdasarkan kisah Nabi Isa a.s. di atas, marilah kita ambil hikmah dan suri teladan.
  1. Kita harus menjaga kehormatan diri, kehormatan orang tua dan keluarga. Seperti yang dicontohkan Maryam, ibunda Nabi Isa a.s.
  2. Kita harus berani berkata yang benar.
  3. Kita harus meyakini bahwa Nabi Isa a.s. adalah seorang Rasul.
  4. Kita meyakini bahwa Nabi Isa diberi wahyu berupa Kitab Suci Injil.
  5. Kita harus menyembah Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa dan Mahasuci.
  6. Kita yakin bahwa orang yang takwa pasti dilindungi oleh Allah Swt. seperti Nabi Isa a.s. yang dikejar-kejar pasukan Romawi untuk disalib, tapi Allah Swt. menyelamatkannya.

E. Kisah Keteladanan Ashabul Kahfi
Ashabul Kahfi menceritakan tujuh orang pemuda dan seekor anjing yang ditidurkan oleh Allah Swt. selama 309 tahun. Kisah Ashabul Kahfi dapat kita temui dalam Q.S. al- Kahf/18:13.

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

Artinya:
”Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (Q.S. al-Kahf/18:13)

Ashabul Kahfi hidup di negeri Syam yang dikuasai bangsa Romawi yang dipimpin Daqianus. Daqianus ialah seorang penyembah berhala yang amat fanatik. Ia menyebar mata-mata ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui orang-orang yang tidak menyembah berhala.
 adalah seorang rasul yang mengajak kaumnya untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan Mahasu Meneladani Para Nabi dan Ashabul Kahfi
Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah Swt., yang meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Swt. semata. Mereka teguh di atas keyakinan yang
benar. Meskipun bertentangan dengan mayoritas masyarakat ketika itu. Ashabul Kahfi mengambil keputusan untuk menghindari kejaran Daqianus dengan cara bersembunyi di gua.

Demi menyelamatkan akidah dan keyakinan mereka. Sebelumnya mereka berdoa kepada Allah Swt.

إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

Artinya:
(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, ”Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” (Q.S. al-Kahf/18:10)

Allah Swt. pun mengabulkan doa mereka dan memudahkan urusan mereka. Mereka berlindung di dalam sebuah gua yang cukup luas sehingga mereka bisa tinggal dengan nyaman di dalamnya. Allah
Swt. juga menidurkan mereka di dalam gua tersebut selama 309 tahun sehingga mereka tak dapat dibangunkan oleh suara apa pun.

Ketika Allah Swt. membangunkan Ashabul Kahfi, salah satu dari mereka pergi ke kota dengan membawa uang untuk membeli makanan. Ternyata ia mendapati negeri (yaitu negeri Daqianus) sudah berubah, penduduk dan pemerintah pun telah berganti. Penduduk tidak mengenali mereka, juga tidak seorang pun yang dia kenal dari penduduk negeri tersebut.

Ashabul Kahfi yang beriman kepada Allah Swt. dan jujur dengan keimanannya sehingga Allah Swt. balas keimanan dan kejujuran mereka dengan menyelamatkan dan memuliakan mereka dengan menjadikan mereka sebagai teladan bagi orang-orang yang beriman hingga akhir zaman. Kita harus yakin, bahwa orang yang beriman dapat perlindungan dari Allah Swt. Hal itu diperlihat Allah Swt. yang melindungan Ashabul Kahfi tersebut